Minggu, 15 Mei 2016

Indonesia Darurat Narkoba

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang paling padat, serta dengan jumlah pulau yang paling banyak diantara negara-negara yang ada di dunia, ini merupakan potensi dan peluang yang sangat strategis dalam melakukan penyelundupan dan peredaran barang haram (narkoba), para sindikat ini melakukan berbagai upaya untuk melakukan penyelundupan narkotika, mulai dari jalur laut, udara sampai jalur darat, tentunya pemerintah melalui BNN. Tidak tinggal diam dan melakukan berbagai upaya untuk menghentikan peredaran bebas dan penyalahgunaan narkotika, BNN RI Pada Tahun 2015 berhasil mengungkap jaringan Nasional maupun Internasional ada pun data yang bisa kita lihat diantaranya :
nasional dan internasional terkait narkotika ini. Data yang bisa kita lihat sebagai berikut:
No Negara Asal sindikat Jumlah tersangka Modus Penyelundupan Barang bukti
1 Tiongkok 5 WNA, 2 WNI Kemasan kopi 862 Kg Sabu
3 WNA Jalur laut 49,35 Kg Sabu
2 WNI Kurir 270 Kg Sabu
1 WNA Kurir 161 Kg Sabu
2 West African (Nigeria) 2 WNI Kemasan DVD Player dan kurir wanita 12 Kg Sabu
1 WNA dan 1 WNI Kurir wanita 20,88 Kg Sabu
2 WNI Mesin potong rumput dan mesin pompa air 10.3 Kg Sabu
2 WNI Dikemas dalam tas Wanita menggunakan kurir wanita 5,7 Kg Sabu
1 WNI Pengamen Perempuan 3.980 Gram Sabu
1 WNI Dikemas dalam mesin motor, kurir wanita 3.975 Gram Sabu
2 WNA 10 koli kardus 14.811 Gram sabu
5 WNA dan
18 WNI
12 unit  cartridge toner printer, 6 unit toner printer, 3 unit gas blower, 4 unit mesin pemotong rumput dan 2 pompa mesin air 57,7 Kg Sabu
3 Pakistan
1 WNA dan
1 WNI
Kardus berisi tumpukan ikan asin ± 15 Kg Sabu dan 22.000 butir ekstasi
4 Lokal dan Malaysia 3 WNI Pelabuhan 10 Kg Sabu
7 WNI Kurir 20 Kg Sabu dan 580.000 butir Ekstasi
3 WNI Jalur laut 10 Kg sabu dan 147 butir Ekstasi
5 WNI Di dalam mobil Avanza 77,35 Kg Sabu dan 49.300.000
4 WNI Di dalam mobil 235 Kg Ganja
2 WNI 20 bungkus 20 Kg Sabu
4 WNI Jalur penerbangan 1 Kg Sabu dan 141 Butir Ekstasi
Sumber data: Humas BNN RI 2015
Dari hasil penelusuran lebih lanjut, banyak WNI yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam jaringan sindikat internasional ini, dan sayangnya mayoritas dari mereka adalah kaum perempuan. Mereka biasanya tergoda tawaran atau iming-iming harta benda dan dijanjikan untuk dinikahi oleh para sindikat internasinal tersebut. Sebuah studi Departemen Kriminologi Universitas Indonesia bertajuk ”Perempuan kurir dalam Perdagangan Gelap Narkotika” menulis  bahwa penyebab utama keterlibatan perempuan dalam rantai peredaran global narkotika hampir di semua negara adalah kemiskinan. 
Faktor ekonomilah yang terutama dimanfaatkan oleh sindikat internasional khususnya negara West African (Nigeria), dalam menjalankan modus operandi peredaran narkotika. Dengan memperalat wanita Indonesia sebagai istri dengan tujuan memudahkan keluar masuk Indonesia. Disamping itu, modus peredaran narkotika sindikat nasional dan internasional adalah variasi pola dan modus yang digunakan jaringan narkotika selalu berubah-ubah.
Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Deddy Fauzi Elhakim memaparkan aksi warga negara Nigeria dengan cara menebar pesona kepada perempuan Indonesia, menjadi faktor pendukung terjadinya rekruitmen. Dengan cara itu, mereka mengelabuhi para kaum hawa untuk dijadikan kurir narkotika. (sumber Okezone.com 7/8/2015).
BNN terus berupaya mengungkap kasus peredaran gelap Narkotika serta meringkus jaringan sindikat narkotika baik nasional maupun internasional. Dalam menumpas kejahatan Narkotika, BNN bekerjasama dengan penegak hukum baik nasional maupun internasional, seperti Bea dan Cukai, POLRI, TNI, hingga NNCC (China National Narcotics Control Commission), AFP (Australia), DEA (Amerika), Kepolisian Hongkong, dan Kepolisian Diraja Malaysia.
Berdasarkan hasil survey nasional oleh BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI pada tahun 2014, prevelensi penyalahguna narkotika berkisar antara 2,2% atau sekitar 4,2 juta orang dari total populasi penduduk (berusia 10-59 tahun). Tidak ada wilayah di seluruh Indonesia yang terbebas dari penyalahgunaan narkotika, sasarannya bukan lagi pada remaja dan orang dewasa, tetapi sudah merambah sampai ke anak-anak SD. Kerugian yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkotika bagi Individu dan masyarakat secara ekonomi sangat besar mencapai 57 triliyun 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar